Penulis : Abdullah bin Muhammad
Penerbit : Jazera
Pentas sejarah Islam penuh dengan jatuh bangun gerakan jihad demi mengembalikan kekhilafahan yang hilang. Dengan ragam pola mulai dari jihad yang bersifat kedaerahan hingga berskala regional bahkan internasional. Sebagian ada yang musnah sebelum sempat bersemi, membusuk oleh infiltrasi lawan, atau tak sanggup bertahan lama karena miskin dukungan publik. Tak hanya harta dan nyawa. Sebuah negara basis pun pernah hilang dalam pentas tersebut. Eksperimen mahal, panjang, dan melelahkan itu sudah seharusnya menghasilkan sebuah kesimpulan penting sebagai starting point langkah berikutnya.
Buku ini hadir untuk menawarkan kesimpulan tersebut. Mengacu kepada perubahan peta kekuatan dunia, di mana Amerika serika mulai kelimpungan memegang kendali. Jurus “1001 Sayatan” yang dipraktikkan AL Qaidah dengan menggelar medan laga di berbagai negara menguras kekayaan satu-satunya adi daya di dunia itu. Bumi Arab pun bergejolak, memaksa Amerika harus kompromis dan merelakan rezim sekutunya gugur satu per satu. Gejolak itu pun melanda tanah Syam, bumi yang dijanjikan Nabi SAW sebagai benteng terakhir pertahanan umat Islam di akhir zaman.
Berangkat dari analisis politik kawasan, ditambah kajian terhadap geografi dan demografi negara-negara Arab yang sedang bergejolak. Penulis berkesimpulan bahwa Syam dan Yaman merupakan wilayah ideal untuk didirikan Khilafah Islamiyah. Ia mengajak seluruh kekuatan umat Islam untuk fokus menggarap proyek pembangunan kkhilafah ini, dengan sandi “Strategi Dua Lengan.” Di dalamnya, penulis menjelaskan detil-detil langkah yang perlu ditempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Logis, aplikatif dan jauh kesan jargon kosong semata. Berisi saran taktik operasi militer, langkah politik hingga penyediaan layanan sosial bagi publik di wilayah yang diincar.